Menanti Kejutan Pidato Presiden Terkait Century
Kamis, 4 Maret 2010 | 18:34 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono
KOMPAS.com - Sesaat lagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menyampaikan pidatonya terkait kasus dana talangan Bank Century di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (4/3/2010) malam. Sekedar berbagi informasi, di Istana Merdeka pulalah Presiden pernah menyampaikan tanggapannya terkait kasus kriminalisasi pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, beberapa bulan silam.
Banyak pihak menduga-duga apa gerangan yang hendak disampaikan Presiden. Kabarnya, pidato tersebut telah disusun masak-masak sejak pekan lalu. Walau demikian, tentunya pidato tersebut telah disesuaikan dengan situasi politik teranyar. Maklum saja, dinamika politik berjalan sangat dinamis seminggu terakhir ini.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Syarif Hasan memperkirakan, Presiden tetap akan menyampaikan apresiasinya terhadap keputusan Sidang Paripurna DPR, Rabu lalu, yang memutuskan adanya dugaan pelanggaran dalam pemberian dan penyaluran dana talangan senilai Rp 6,7 triliun.
Namun, meminjam istilah Syarif Hasan, saat ini Partai Demokrat tengah sakit hati karena dikhianati oleh pihak yang sudah dianggap teman. Dapat dipahami bahwa suasana kebatinan Partai Demokrat tengah kacau-balau. Masih meminjam perkataan Syarif, Partai Demokrat kini tengah merenung dan menata hati setelah dikhianati.
Satu pertanyaan mencuat, akankah pidato Presiden menyerempet persoalan kocok ulang formasi kabinet menteri? Terlebih, beberapa politisi partai pemenang Pemilu tersebut, secara implisit, mengancam akan meminta Presiden melakukan reshuffle kabinet.
Misalnya dari pernyataan Ketua DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng. Mantan Jubir Kepresidenan ini mengatakan, pihaknya akan selalu mengingat apa yang dilakukan partai politik mitra koalisi. "Ini akan kami jadikan bahas evaluasi. Pokoknya, Partai Demokrat, partai terbesar di negeri ini, akan segera bersikap," ujar Andi berapi-api.
Namun, pengamat politik LSI Burhanuddin Muhtadi memperkirakan, Presiden belum bernyali membawa-bawa isu kocok ulang kabinet pada pidatonya nanti malam. Menurutnya, menggulirkan isu kocok ulang kabinet hanya akan menambah masalah baru. Apalagi, kekuatan politik Golkar, PKS, dan PPP di Parlemen mencapai 36 persen. "Berbicara reshuffle hanya akan menambah amunisi oposisi sehingga efektivitas pemerintahan dapat terganggu," ujar Burhanuddin.
Burhanuddin memperkirakan, Presiden akan lebih banyak berbicara hal-hal yang bersifat normatif. Misalnya, Presiden akan menyampaikan apresiasi dan penghormatannya terhadap proses politik yang telah bergulir di Parlemen sejak Desember lalu. "Presiden secara normatif juga akan mengatakan bahwa dirinya menunggu proses hukum yang ada," tambah Burhanuddin. Dikatakannya, kecil kemungkinan rakyat Indonesia akan menerima kejutan pada pidato Presiden nanti.
Catatan Kompas.com, ada dua kejutan kecil yang disampaikan Presiden pekan lalu terkait gonjang-ganjing kemelut Century. Pertama, di hadapan komunitas perbankan Indonesia, Presiden mengatakan tidak ada yang salah dalam pengambilan kebijakan dana talangan Bank Century. Pernyataan yang disampaikan hanya satu hari menjelang Sidang Paripurna DPR RI mengejutkan karena seolah hendak mendahului hasil investigasi Pansus Hak Angket Kasus Century.
Kejutan lainnya dilontarkan Presiden ketika membuka sidang kabinet yang membahas pembahasan RUU APBN Perubahan 2010 di Kantor Presiden. Saat itu, Presiden mengatakan, sebagai kepala negara, tentu dirinya adalah orang yang paling bertanggung jawab dengan apa yang terjadi di negeri ini.
Secara terpisah, Staf Khusus Presiden Bidang Informasi Heru Lelono memperkirakan, Presiden akan lebih banyak menanggapi pendidikan politik yang baik dan tetap menegaskan pemerintah tetap berjalan dengan fokus menjaga harmoni kehidupan sosial. "Saya yakin Presiden akan berbicara pada rakyat dari dalam hati beliau," ujarnya.
Banyak pihak menduga-duga apa gerangan yang hendak disampaikan Presiden. Kabarnya, pidato tersebut telah disusun masak-masak sejak pekan lalu. Walau demikian, tentunya pidato tersebut telah disesuaikan dengan situasi politik teranyar. Maklum saja, dinamika politik berjalan sangat dinamis seminggu terakhir ini.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Syarif Hasan memperkirakan, Presiden tetap akan menyampaikan apresiasinya terhadap keputusan Sidang Paripurna DPR, Rabu lalu, yang memutuskan adanya dugaan pelanggaran dalam pemberian dan penyaluran dana talangan senilai Rp 6,7 triliun.
Namun, meminjam istilah Syarif Hasan, saat ini Partai Demokrat tengah sakit hati karena dikhianati oleh pihak yang sudah dianggap teman. Dapat dipahami bahwa suasana kebatinan Partai Demokrat tengah kacau-balau. Masih meminjam perkataan Syarif, Partai Demokrat kini tengah merenung dan menata hati setelah dikhianati.
Satu pertanyaan mencuat, akankah pidato Presiden menyerempet persoalan kocok ulang formasi kabinet menteri? Terlebih, beberapa politisi partai pemenang Pemilu tersebut, secara implisit, mengancam akan meminta Presiden melakukan reshuffle kabinet.
Misalnya dari pernyataan Ketua DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng. Mantan Jubir Kepresidenan ini mengatakan, pihaknya akan selalu mengingat apa yang dilakukan partai politik mitra koalisi. "Ini akan kami jadikan bahas evaluasi. Pokoknya, Partai Demokrat, partai terbesar di negeri ini, akan segera bersikap," ujar Andi berapi-api.
Namun, pengamat politik LSI Burhanuddin Muhtadi memperkirakan, Presiden belum bernyali membawa-bawa isu kocok ulang kabinet pada pidatonya nanti malam. Menurutnya, menggulirkan isu kocok ulang kabinet hanya akan menambah masalah baru. Apalagi, kekuatan politik Golkar, PKS, dan PPP di Parlemen mencapai 36 persen. "Berbicara reshuffle hanya akan menambah amunisi oposisi sehingga efektivitas pemerintahan dapat terganggu," ujar Burhanuddin.
Burhanuddin memperkirakan, Presiden akan lebih banyak berbicara hal-hal yang bersifat normatif. Misalnya, Presiden akan menyampaikan apresiasi dan penghormatannya terhadap proses politik yang telah bergulir di Parlemen sejak Desember lalu. "Presiden secara normatif juga akan mengatakan bahwa dirinya menunggu proses hukum yang ada," tambah Burhanuddin. Dikatakannya, kecil kemungkinan rakyat Indonesia akan menerima kejutan pada pidato Presiden nanti.
Catatan Kompas.com, ada dua kejutan kecil yang disampaikan Presiden pekan lalu terkait gonjang-ganjing kemelut Century. Pertama, di hadapan komunitas perbankan Indonesia, Presiden mengatakan tidak ada yang salah dalam pengambilan kebijakan dana talangan Bank Century. Pernyataan yang disampaikan hanya satu hari menjelang Sidang Paripurna DPR RI mengejutkan karena seolah hendak mendahului hasil investigasi Pansus Hak Angket Kasus Century.
Kejutan lainnya dilontarkan Presiden ketika membuka sidang kabinet yang membahas pembahasan RUU APBN Perubahan 2010 di Kantor Presiden. Saat itu, Presiden mengatakan, sebagai kepala negara, tentu dirinya adalah orang yang paling bertanggung jawab dengan apa yang terjadi di negeri ini.
Secara terpisah, Staf Khusus Presiden Bidang Informasi Heru Lelono memperkirakan, Presiden akan lebih banyak menanggapi pendidikan politik yang baik dan tetap menegaskan pemerintah tetap berjalan dengan fokus menjaga harmoni kehidupan sosial. "Saya yakin Presiden akan berbicara pada rakyat dari dalam hati beliau," ujarnya.
Label: Century, Kejutan Presiden, News, Pidato Presiden, SBY, Susilo Bambang Yudhoyono
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda